Sekilas Mengenai Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA)
Sekilas Mengenai Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA)
Firman Sasongko
Pembangkit
listrik tenaga air (PLTA) merupakan salah satu pembangkit listrik yang
menggunakan energi terbarukan berupa air. Salah satu keunggulan dari
pembangkit ini adalah responnya yang cepat sehingga sangat sesuai untuk
kondisi beban puncak maupun saat terjadi gangguan di jaringan. Selain
kapasitas daya keluarannya yang paling besar diantara energi terbarukan
lainnya, pembangkit listrik tenaga air ini juga telah ada sejak dahulu
kala. Berikut ini merupakan penjelasan singkat mengenai pembangkit
listrik tenaga air serta keberadaan potensi energi air yang masih belum
digunakan.
Tenaga air telah berkontribusi banyak
bagi pembangunan kesejahteraan manusia sejak beberapa puluh abad yang
lalu. Beberapa catatan sejarah mengatakan bahwa penggunaan kincir air
untuk pertanian, pompa dan fungsi lainnya telah ada sejak 300 SM di
Yunani, meskipun peralatan-peralatan tersebut kemungkinan telah
digunakan jauh sebelum masa itu. Pada masa-masa antara jaman tersebut
hingga revolusi industri, aliran air dan angin merupakan sumber energi
mekanik yang dapat digunakan selain energi yang dibangkitkan dari tenaga
hewan. Perkembangan penggunaan energi dari air yang mengalir kemudian
berkembang secara berkelanjutan sebagaimana dicontohkan pada desain
tenaga air yang menakjubkan pada tahun 1600-an untuk istana Versailles
dibagian luar Paris, Prancis. Sistem tersebut memiliki kapasitas yang
sepadan dengan 56 kW energi listrik.
Sistem tenaga air mengubah energi dari
air yang mengalir menjadi energi mekanik dan kemudian biasanya menjadi
energi listrik. Air mengalir melalui kanal (penstock) melewati
kincir air atau turbin dimana air akan menabrak sudu-sudu yang
menyebabkan kincir air ataupun turbin berputar. Ketika digunakan untuk
membangkitkan energi listrik, perputaran turbin menyebabkan perputaran
poros rotor pada generator. Energi yang dibangkitkan dapat digunakan
secara langsung, disimpan dalam baterai ataupun digunakan untuk
memperbaiki kualitas listrik pada jaringan.
Jumlah daya listrik yang dapat dibangkitkan pada suatu pusat pembangkit listrik tenaga air tergantung pada ketinggian (h) dimana air jatuh dan laju aliran airnya. Ketinggian (h) menentukan besarnya energi potensial (EP) pada pusat pembangkit (EP = m x g x h). Laju aliran air adalah volume dari air (m3) yang melalui penampang kanal air per detiknya (q m3/s). Daya teoritis kasar (P kW) yang tersedia dapat ditulis sebagai:
Daya yang tersedia ini kemudian akan
diubah menggunakan turbin air menjadi daya mekanik. Karena turbin dan
peralatan elektro-mekanis lainnya memiliki efisiensi yang lebih rendah
dari 100% (biasanya 90% hingga 95%), daya listrik yang dibangkitkan akan
lebih kecil dari energi kasar yang tersedia. Gambar 1 menunjukkan pusat
pembangkit listrik tenaga air pada umumnya.
Gambar 1. Pembangkitan listrik tenaga air umumnya
Laju q dimana air jatuh dari
ketinggian efektif h tergantung dari besarnya luas penampang kanal. Jika
luas penampang kanal terlalu kecil, daya keluaran akan lebih kecil dari
daya optimal karena laju air q dapat lebih besar. Di lain pihak, ukuran kanal tidak dapat dibuat besar secara sembarangan karena laju air q yang melalui kanal tergantung dari laju pengisian air pada reservoir air di belakang bendungan.
Volume air pada reservoir dan ketinggian h
yang bersangkutan, tergantung dari laju air yang masuk ke dalam
reservoir. Selama musim kering, ketinggian air pada reservoir dapat
berkurang karena jumlah air dalam reservoir lebih sedikit. Selama musim
hujan, ketinggiannya dapat naik kembali karena air yang masuk dari
berbagai aliran air yang mengisi bendungan. Fasilitas pembangkit listrik
tenaga air harus di desain untuk menyeimbangkan aliran air yang
digunakan untuk membangkitkan energi listrik dan jumlah air yang mengisi
reservoir melalui sumber alami seperti curahan hujan, salju, dan aliran
air lainnya.
Pembangkit listrik tenaga air merupakan
aplikasi energi terbarukan yang terbesar dan paling matang secara
teknologi, dimana terdapat 678.000 MW kapasitas daya listrik yang
terpasang di seluruh dunia, yang menghasilkan lebih dari 22% listrik
dunia (2564 TWh/tahun pada 1998). Dalam hal ini, 27.900 MW merupakan
pembangkit skala kecil yang menghasilkan listrik 115 TWh/tahun. Di eropa
barat, pembangkit listrik tenaga air berkontribusi sebesar 520 TWh
listrik pada tahun 1998, atau sekitar 19% dari energi listrik di Eropa
(sehingga menghindari emisi dari sejumlah 70 juta ton CO2 per
tahun-nya). Pada sejumlah negara di Afrika dan Amerika Selatan,
pembangkit listrik tenaga air merupakan sumber listrik yang menghasilkan
lebih 90% kebutuhan energi listriknya. Gambar 2 memperlihatkan
pembangkitan energi listrik dari air dunia yang meningkat secara dinamis
tiap tahunnya. Di samping pembangkit listrik tenaga air yang
berkapasitas besar yang telah ada, masih terdapat ruang untuk
pengembangan lebih jauh dimana diperkirakan hanya sekitar 10% dari total
potensi air di dunia yang telah digunakan.
Gambar 2. Pembangkitan energi listrik tenaga air dunia dalam TWh [5].
Hampir semua proyek pembangkit listrik
tenaga air memiliki skala yang besar, yang biasanya didefinisikan
kapasitasnya lebih besar dari 30 MW. Tabel 1 menampilkan perbandingan
antara beberapa ukuran pembangkit listrik tenaga air.
Tabel 1. Kapasitas beberapa pembangkit energi listrik tenaga air
Air yang tersimpan dapat digunakan ketika
dibutuhkan, baik secara terus-menerus (jika ukuran reservoirnya cukup
besar) atau hanya saat beban listrik sangat dibutuhkan (beban puncak).
Keuntungan dari pengaturan penyimpanan air ini tergabung dengan
kapabilitas alami dari pembangkit listrik tenaga air yang memiliki
respon yang cepat dalam ukuran menit terhadap perubahan beban. Oleh
karena itu, pembangkit jenis ini sangat berharga karena memiliki
pembangkitan listrik yang fleksibel untuk mengikuti perubahan beban yang
terduga maupun yang tak terduga.
Pembangkit listrik tenaga air berskala
besar telah berkembang dengan baik dan digunakan secara luas. Di
perkirakan bahwa 20% hingga 25% dari potensi air skala besar di dunia
telah dikembangkan. Pembangkit listrik tenaga air skala besar merupakan
sumber energi terbarukan yang paling diinginkan berdasarkan ketersediaan
dan fleksibilitas dari sumber energinya. Pada tahun 2008 telah dibangun
proyek Three Gorges Dam yaitu PLTA dengan skala 22.5 GW dengan
membendung sungai Yangtse di Cina dan merupakan PLTA terbesar di dunia
saat ini. Pembangunan PLTA berskala besar membutuhkan biaya awal yang
besar sementara biaya operasinya sangat kecil. Hal ini berbeda dengan
pembangkit listrik berbahan bakar fosil seperti batu bara dan diesel.
Di Indonesia terdapat banyak sekali
potensi air yang masih belum dimanfaatkan. Seperti sungai-sungai besar
maupun kecil yang terdapat di berbagai daerah. Hal ini merupakan peluang
yang bagus untuk pengembangan energi listrik di daerah khususnya daerah
yang belum terjangkau energi listrik. Pengembangan dapat dilakukan
dalam bentuk mikrohidro ataupun pikohidro yang biayanya relatif kecil.
Proyek ini dapat dilakukan secara mandiri, seperti yang telah dilakukan
oleh tim PALAPA – HME ITB di kampung Cilutung dan Awilega, desa
Jayamukti kabupaten Garut, Jawa Barat.
0 comments:
Post a Comment