Indeks Menguat Terbatas
24/03/15, 17:13 WIB
JAKARTA
– Indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup menguat 10,550 poin (0,19 persen)
ke level 5.447,648 pada penutupan perdagangan sore ini (25/3). Sementara, kumpulan
45 saham paling likuid dalam indeks LQ45 naik 0,824 poin (0,09 persen) ke level
947,819.
Frekuensi transaksi
perdagangan reguler hari ini mencapai 223.449 kali dengan volume 4,026 miliar
saham atau Rp 5,634 triliun. Sebanyak 128 saham naik, 188 saham turun, dan
selebihnya stagnan.
Saham-saham berhasil naik
dengan nilai tertinggi (top gainers) antara lain Bank of India (BSWD)
naik 800 (25,00 persen) ke level 4.000. Unilever (UNVR) naik 325 (0,84 persen)
ke level 38.950. Tower Bersama (TBIG) naik 225 (2,46 persen) ke level 9.375.
Bank BCA (BBCA) naik 175 (1,21 persen) ke level 14.625.
Sebaliknya, saham-saham
dengan penurunan nilai paling dalam (top losers) di antaranya Gudang
Garam (GGRM) turun 850 (1,63 persen) menjadi 51.375. Bank Mega (MEGA) turun 300
(12,00 persen) menjadi 2.200. Sarana Menara (TOWR) turun 190 (4,75 persen)
menjadi 3.810. Mayora Indah (MYOR) turun 150 (0,52 persen) menjadi 28.850.
Tim Analis PT Valbury Asia
Securities menyebut Bank Dunia memberikan apresiasi pada kebijakan reformasi
subsidi BBM yang dilakukan oleh Pemerintah Indonesia. Belanja pemerintah untuk
infrastruktur yang meningkat tajam telah memberi nilai positif tersendiri.
”Anggaran infrastruktur yang naik dua kali lipat ini dapat membantu
meningkatkan permintaan dan mempercepat belanja investasi tetap, yang saat ini
berkembang hanya 4,3 persen tahun-ke-tahun.”
Namun, harga minyak yang
rendah serta minimnya ketaatan pajak dapat mengurangi penghematan dari
reformasi subsidi yang telah dilakukan. Oleh karena itu, pemerintah butuh
kebijakan tegas yang berkelanjutan. ”Untuk jangka panjang, Indonesia akan memperoleh manfaat
jika bisa memperbaiki sektor penerimaan, termasuk dari sektor non-minyak,”
terusnya.
Lembaga keuangan
internasional lainnya yang juga mengomentari hal positif bagi Indonesia
adalah dari IMF. Kebijakan ekonomi yang diambil oleh Pemerintah Indonesia
dan fleksibilitas nilai tukar selama 18 bulan terakhir ini dianggap sebagai
pendukung yang memperkuat fundamental ekonomi makro dan sebagai bantalan dari
guncangan.
Sejauh ini, menurut tim
analis Valbury, prospek jangka pendek secara luas adalah positif, meskipun
permintaan ekspor komoditas cenderung rendah dan ditambah adanya ketidakpastian
global. Sentimen positif dari dua lembaga itu diyakini menjadi salah satu
penopang kenaikan IHSG hari ini selain karena ada tambahan sentimen dari
pencatatan perdana saham PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk (MIKA), tadi pagi.(gen/dio)
0 comments:
Post a Comment