KISAH TRAGIS VINCENT VAN GOGH
Vincent van Gogh merupakan salah satu seniman paling terkenal sepanjang masa.
Dia
 lahir di Belanda pada tahun 1853 dan meninggal di Perancis pada tahun 
1890 akibat bunuh diri yang dipicu penyakit mental yang dideritanya.
Selama
 hidupnya, van Gogh memproduksi sekitar dua ribu karya seni termasuk 
lukisan ikonik Starry Night yang disimpan di Museum of Modern Art di New
 York City.
Gaya sapuan berani dan penggunaan warna dinamis 
menjadi ciri khas van Gogh yang mudah dikenali oleh kebanyakan orang 
yang akrab dengan seni Barat.
Tahun-tahun awal kehidupan van Gogh dihabiskan di Belanda dimana dia bekerja untuk dealer seni.
Namun, kepribadiannya tidak cocok untuk melayani pelanggan sehingga majikannya harus mengeluarkannya.
van
 Gogh juga pernah sangat tertarik pada agama sehingga pada tahun 1879 
melakukan perjalanan ke sebuah desa kecil di Belgia sebagai misionaris.
Sementara
 berada di sana, van Gogh mulai merekam kehidupan sehari-hari para 
petani dan pekerja miskin dalam sketsa dan gambar. Melihat bakat yang 
dipunyainya, saudara van Gogh mendorongnya untuk mendalami seni.
Pada tahun 1880, van Gogh menghadiri Royal Academy of Art di Brussels dan memulai karirnya sebagai seorang seniman.
Di
 tahun-tahun awal, dia melukis kehidupan sehari-hari dalam palet 
warna-warna gelap, menghasilkan karya yang hampir tak bisa dikenali bagi
 orang-orang yang akrab dengan karya van Gogh selanjutnya.
Pada 
tahun 1886, van Gogh pergi ke Paris, di mana dia bertemu dengan beberapa
 seniman impresionis dan sangat berpengaruh padanya.
Dia melakukan
 perjalanan ke bagian lain Perancis. Selama empat tahun ke depan, van 
Gogh menghabiskan waktu dengan seniman lain dan keluar masuk klinik 
medis untuk mencari pengobatan penyakit mental yang akhirnya menyebabkan
 dia menembak dirinya sendiri.
Selain Starry Night, van Gogh menghasilkan sejumlah lukisan terkenal lainnya termasuk The Potato Eaters dan Irises.
Karya
 van Gogh sering digolongkan sebagai Pasca-impresionis, karena meskipun 
menggunakan palet kaya warna dan sapuan kuas kuat Impresionisme juga 
membawa berbagai karakteristik yang berbeda.
Seperti 
Post-impresionis lain, karya van Gogh berisi bentuk yang terdistorsi, 
melukis objek yang tidak selalu menyenangkan, menggunakan pilihan warna 
tak lazim, dan mengungkapkan emosi melalui karya seni.
Selama 
hidup van Gogh, hanya satu karyanya yang terjual. Baru setelah 
kematiannya, karyanya menjadi populer dengan banyak kritikus seni abad 
ke-21 mengapresiasi karya van Gogh sebagai komponen penting sejarah seni
 Barat.[]








 
0 comments:
Post a Comment